Sekilas Tentang MUS-YQ

No comments
Ma’hadul ‘Ulumisy Syar’iyyah “Yanbu’ul Qur`an”
Dulunya pondok ini dibangun untuk menampung anak-anak berusia 6-7 tahun yang ingin menghafal Al-Qur’an dengan kapasitas santri sekitar 60 anak. Setiap tahun semakin banyak santri yang berminat untuk mondok di pon-pes tersebut. Banyaknya santri, tentu membutuhkan tempat yang cukup untuk menampung mereka, hingga akhirnya dari pihak keluarga romo KH. Arwani Amin dibantu oleh pengurus Yayasan Arwaniyyah dalam hunting lokasi. Singkat cerita, akhirnya Beliau mendapat sebilah tanah di desa Krandon. Kemudian semua santri yang ada di Kwanaran diboyong ke desa Krandon.

Akhirnya, pondok Kwanaran mengalami empty education. Berangkat dari kevakuman itulah, pihak dari keluarga simbah Arwani ngersakno romo KH. M. Arifin Fanani untuk bermukim d Kwanaran. Pada Hari Rabu Pon, 9 Jumadil Akhiroh 1411 H/25 Desember 1990 M, Romo KH. M.Arifin Fanani resmi transit di Kwanaran. Saat itulah babak baru pondok ini dimulai (pada waktu itu belum ada namanya). Genap 5 hari, kemudian ada 5 santri yang mengaji di pondok ini hingga akhirnya santri yang mondok bertambah menjadi sekitar 25 santri. Kemudian KH. M.Arifin Fanani beserta Romo KH .Mc. Ulin Nuha Arwani, dan KH. Mc. Ulil Albab Arwani,dan KH. M.Mansur bermusyawarah dalam memberi nama pesantren tersebut.

Adalah MUS-YQ, nama yang akhirnya tersimpulkan dari hasil musyawarah tersebut. Dinukil dari kata “MUS”, yakni nama pesantren di Sarang, tempat KH. M. Arifin Fanani menimba ilmu dulu dan dari kata “YQ” (Yanbu’ul Qur’an), Sebagai qorinah, MUS-YQ juga termasuk furu’ atau cabang dari pesantren Yanbu’ul Qur’an. Hingga akhirnya pesantren ini populer dengan nama PP. MUS-YQ. Namun istilah “pondok Kwanaran”masih tetap abadi hingga kini.

Sistem pendidikan
Kegiatan pesantren ini setiap hari selalu disirami dengan kajian kitab kuning (kitab salaf). Sistem pembelajaran klasik hinggga sekarang pun masih di jalankan, seperti metode sorogan, bandongan, halaqoh, musyawarah, dan pengajian dialogis pun rutin diadakan setiap catur wulan sekali, karena semua mata pengajian yang di berikan bersifat aplikatif, dalam arti harus diterjemahkan dengan perbuatan dan amalan sehari-hari.
Adapun kitab-kitab yang di ajarkan diantaranya adalah: Sullamul Munajat, Tafsir Jalalain, Irsyadul Ibad, Fathul Qorib, Fathul Mu’in, Alfiyyah ibnu Malik, Fathul Jawad, Ta’limul Muta’allim, dll.
Untuk mengasah skill individu santri yang berbakat, setiap Sabtu sore diadakan bimbingan kaligrafi yang diasuh oleh Ust. H. Noor Syukron (diikutkan jadwal Madrasah Diniyyah) dan pada malam rabu diadakan seni baca Al-Qur’an yang dibimbing oleh Ust. Hilal Haidar. Di antara asatidz yang mengajar di pesantren MUS-YQ ini adalah: Ust. A.Subhan, Ust.H. A. Muttaqin,Ust. Zainuddin, Ust. Wahid Amrullah, Ust. A.Irham Anwari, Ust. M.Ismail, Ust. Masruchin, Ust. Mudloffar, dan Ust. Zabur Malik Zain, Ust. Faqih Muqoddam, Ust. Munawwir, Ust Abdur Rohman, dan Ust. Syauqi Afandi

Berikut ini adalah daftar kegiatan yang ada di pondok pesantren ini:
A. Kegiatan Harian,
Musyafahah Al-Qur’an ba’da Subuh.
Pengajian kitab ba’da Maghrib
Madrasah Diniyyah ba’da Ashar & Isya’,
Tikror Al Fiyyah setiap ba’da jama’ah sholat Ashar dan Isya’,
Sorogan Kitab (dibimbing Asatidz dan santri-santri senior),
Musyawarah kitab (usai makan malam, sesuai tingkatan santri).
B. Kegiatan Mingguan,
Seni baca Al-Qur’an (dibimbing Ustadz Hilal Haidar, muadzin Masjid Menara Kudus),
Majlis Malam Jumu’ah (Maulid al Berzanji, Simthud Duror),
Ziarah Makam KH. M.Arwani Amin, KH. Muhammad Abu Amar, KH. Mansur, dan MbahWanar,
Muhafadloh Al Fiyyah
C. Kegiatan Bulanan,
Mujahadah atau Istighotsah
Pengajian Dialogis (mengenai Fiqh Ubudiyyah)
D. Kegiatan Tahunan,
PHBI (Perayaan Hari Besar Islam),
Haul Simbah KH. M. Arwani Amin,
Haul Syaikh Ibnu Malik (Mushannif Khulashoh Al Fiyyah),
Khataman Al-Qur’an,
Bahtsul Masa’il Intern,
Bahtsul Masa’il Ekstern (bila memungkinkan),
Seminar Intern (Halaqoh).

Demikian sekilas tentang Ma’hadul Ulumisyar’iyyah Yanbu’ul Qur’an (MUS-YQ) dalam bidang pendidikan. Semoga bermanfaat.

No comments :